Senin, 07 Mei 2018

Sarjana diujung Senja

Kalian seorang sarjana? Merasa tak bisa apa-apa? Tak punya segalanya? Merasa belum bisa bahagia? atau merasa hidup kalian biasa-biasa saja? Kalau iya, lanjutkan membacanya !

.................

Julukan sarjana mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang istimewa, tapi bagi sebagian lagi mungkin malah jadi petaka. Petaka? Apa iya?

Mendapat gelar setelah menamatkan masa pendidikan di bangku kuliah terkadang memang menjadi beban, apalagi untuk mereka yang justru lulus kemudian menjadi pengangguran. Awalnya mungkin akan biasa saja, tapi lama kelamaan rasanya jadi membosankan. Ingin bertemu dengan teman, pasti pertanyaannya "sudah kerja dimana?". Membaur dengan tetangga, takut ditanya "masih di rumah saja?". Acara kumpul keluarga malah dibilang "enak ya masih bisa minta sama orang tua, gausah cape-cape kerja". Dan kita pasti rasanya ingin membungkam mereka semua dengan segala jurus yang dicipta.

Diposisi ini lama kelamaan kita justru malah asik mengasingkan diri dan lupa bersosialisasi. Alasannya supaya tidak menjadi depresi. Maunya selalu mendapat apresiasi, padahal tak punya kreasi. Ya itulah masa-masa paling sulit masa paling melilit, masa paling menjepit.

Tapi taukah ternyata masih banyak hal yang bisa kita lakukan? Kalau kita berfikir setelah lulus kuliah harus "bekerja" di kantoran, bukankah kita bisa "bekerja" membantu orang tua di rumah? Sederhananya, kita bisa membantu membereskan rumah, mengantar ayah dan ibu, atau apapun yang dapat meringankan tugas mereka. Ya hitung-hitung sebagai ladang pahala, sambil menunggu panggilan kerja. Bukankah itu juga mulia? Atau kita bisa memanfaatkan waktu-waktu penting ini untuk membantu orang lain yang membutuhkan, seperti terlibat dalam komunitas sosial dan pendidikan. Bukan hanya mengubur diri dalam kekhawitaran akan masa depan. Saya rasa ini pilihan terbaik menghapus kecemasan terhadap kalimat "sarjana tak bisa apa-apa".

Saya yakin kita semua sebenarnya punya banyak potensi. Asal jangan selalu merasa menjadi "pengungsi". Kita adalah tuan rumah atas diri sendiri dengan segala apresiasi. Jangan menjadi pengemis terhadap sebuah karya, tapi jadikanlah karya itu sebagai titipan sang Pencipta. Kita syukuri, kembangkan diri, dan tak boleh tinggi hati. Manfaatkan waktu ! Jangan selalu menunggu ! Lakukan hal yang membuat kita nyaman dan bahagia. Jangan buat diri kita menderita dengan segala dimensi perkara dunia.

Belum bekerja tak ada salahnya kan? Bukan juga sebuah kutukan? Renungkanlah bahwa ini adalah sebuah perjalanan. Kita bisa berjalan lambat, cepat atau bahkan berlari. Semua sudah pada porsinya masing-masing. Jauhkan rasa iri ! Jangan selalu menghakimi diri sendiri ! Dekatkan diri pada Tuhan ! Keberhasilan pasti akan datang. Bak senja yang pasti bertemu meski diujung petang.

Sarjana bukan gelar "keterpurukan" tapi "kebangkitan". Bangkit melawan ketakutan akan goresan hidup dimasa depan.



Senin, 070518
17.45 WIB dalam ruang menuju gelap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar